Teknologi komunikasi seluler telah memasuki generasi
4.5G, di Indonesia sendiri 4.5G telah digunakan walaupun belum secara optimal
dan menyeluruh. Sebelum mencapai generasi 4.5G, kita tentu melewati generasi
1G,2G,3G, dan 4G. Berikut ini adalah perkembangan teknologi komunikasi seluler
dari generasi 1G sampai dengan 4.5G.
·
1G
Generasi pertama atau 1G
merupakan teknologi ponsel pertama yang menggunakan sistem analog, yang
umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile Phone System) dan TACS. Teknologi ini mulai digunakan pada tahun
1970 namun penggunaan secara efektif memasuki tahun1980-an. Teknologi jaringan saat itu hanya dapat berkomunikasi
lewat suara saja alias panggilan telepon saja. Kehadiran teknologi ini membuat
era komunikasi melangkah ke arah yang lebih baru, yakni penggunaan telepon
genggam.
·
2G
Memasuki tahun 1990-an
orang-orang mulai beralih dari 1G ke generasi kedua yaitu 2G. Nah 2G sendiri merupakan
jaringan telekomunikasi selular yang diluncurkan secara komersial pada jaringan
GSM (Global System for Mobile Communication) standar di Finlandia oleh
Radiolinja (yang sekarang merupakan bagian dari Elisa) pada tahun 1991. Berbeda dengan 1G, 2G menggunakan sistem digital. Selain melayani komunikasi suara, 2G juga dapat
melayani komunikasi teks, yakni SMS dan pesan bergambar. Pada teknologi
ini juga terdapat dukungan terhadap teknologi layanan suara yang lebih baik dan
dukungan akses data.
Pada perkembangannya, teknologi 2G mengalami
peningkatan. Teknologi ini sudah mendukung kecepatan transfer data hingga 50
kbps. Teknologi ini disebut 2,5G. Istilah ini mengacu karena teknologi 2,5G
merupakan gabungan dari teknologi 2G dan GPRS atau General Packet Radio
Service.
Selanjutnya, teknologi komunikasi 2G memiliki
peningkatan lain dengan dukungan teknologi Enchanced Data Rates for GSM
Evolution (EDGE) yang kemudian populer disebut sebagai 2,75G. Dengan
menggunakan jaringan 2G EDGE, kecepatan transfer data yang bisa dicapai bisa
mencapai 1 Mbps.
·
3G
Generasi berikutnya adalah
3G,generasi ini diperkenalkan pada tahun 1998. Melalui 3G, pengguna telepon selular
dapat memiliki akses cepat ke internet dengan bandwidth sampai
384 kb/detik ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak
secepat pejalan kaki. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G
yang tentunya mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti
menonton video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video atau yang dikenal dengan
videocall. 3G mengalahkan
semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS.
Teknologi 3G diklaim oleh mampu
mencapai kecepatan data hingga 2 Mbps dan 348 kbps. Namun, teknologi ini
ternyata memiliki potensi kecepatan yang lebih baik. Karena itu muncullah
varian teknologi 3G yang lebih maju atau sering disebut teknologi 3,5G atau HSPA
(High Speed Packet Access). Teknologi ini mendukung kecepatan data untuk
downloah hingga 14 Mbps dan untuk upload 5,76 Mbps. Kemudian, teknologi ini
mengalami peningkatan.
Maka munculah istilah HSPA+ atau
teknologi 3,75G. Dengan teknologi ini, kecepatan yang bisa dicapai adalah
hingga 168 Mbps untuk download dan 22 Mbps untuk upload. Di Indonesia sendiri,
banyak operator yang berjalan di teknologi HSPA ini. Sayangnya, tidak semua
daerah memiliki kecepatan yang sama karena bergantung pada BTS dan hal-hal
teknis lainnya.
·
4G
International
Telecommunications Union-Radio communication sector atau ITU-R adalah lembaga
yang mengatur tentang urusan komunikasi radio. Lembaga ini juga yang mengatur
apakah sebuah jaringan sudah memasuki generasi baru atau tidak. Misalnya adalah
ketika jaringan yang disebut LTE atau Long Term Evolution diperkenalkan.
Teknologi LTE
ini diklaim sebagai teknologi jaringan 4G atau generasi keempat. Tetapi menurut
standar ITU-R, teknologi LTE belum bisa dikatakan sebagai teknologi 4G karena tidak
mencapai standar 4G. Teknologi ini lebih tepat disebut sebagai teknologi pra-4G
karena teknologi ini hanya mencapai download hingga 100 Mbps dan upload hingga
50 Mbps.
ITU-R
menyatakan bahwa untuk memenuhi standar teknologi 4G, dukungan kecepatan unduh
haruslah mencapai 1 Gbps dan upload hingga 500 Mbps. Teknologi inilah yang
kemudian nantinya disebut Long Term Evolution-Advance (LTE-A).
Terdapat dua kandidat
standar untuk 4G yang dikomersilkan di dunia yaitu standar WiMAX (Korea Selatan sejak 2006) dan standar
Long Term Evolution (LTE) (Swedia sejak 2009). Di Indonesia, WiMAX pertama kali
diluncurkan oleh PT. FirstMedia dengan merek dagang Sitra WiMAX sejak Juni
2010. Kemudian teknologi LTE pertama kali diluncurkan oleh PT. Internux dengan
merek dagang Bolt Super 4G LTE sejak 14 November 2013.
·
4.5G
Teknologi komunikasi seluer terbaru
saat ini adalah 4.5 G. Pada dasarnya 4.5 G tidak jauh berbeda dengan 4G,
perbedaannya yaitu 4G memiliki single carrier sedangkan 4.5G memiliki double
carrier. Jaringan 4.5G yang tersebar dapat mendukung
mode TDD (Time Division Duplex) dan FDD (Frequency Division Duplex) secara
bersamaan.
Jaringan tersebut dioperasikan pada frekuensi 800MHz dan frekuensi terbaru 2.300MHz.
Dengan didukung dua standar LTE, yaitu TDD dan FDD, perangkat yang telah mendukung jaringan 4G LTE bekerja lebih optimal dibandingkan dengan dengan jaringan-jaringan yang hanya didukung satu standar LTE.
Jaringan tersebut juga dapat bekerja di dua frekuensi sehingga dapat menghadirkan kombinasi antara cakupan data yang luas dan bandwidth yang optimal.
Jaringan tersebut dioperasikan pada frekuensi 800MHz dan frekuensi terbaru 2.300MHz.
Dengan didukung dua standar LTE, yaitu TDD dan FDD, perangkat yang telah mendukung jaringan 4G LTE bekerja lebih optimal dibandingkan dengan dengan jaringan-jaringan yang hanya didukung satu standar LTE.
Jaringan tersebut juga dapat bekerja di dua frekuensi sehingga dapat menghadirkan kombinasi antara cakupan data yang luas dan bandwidth yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar